Mengungkap Kebenaran dalam Kegelapan: Sinopsis Film Beauty and the Dogs

Mengungkap Kebenaran dalam Kegelapan Sinopsis Film Beauty and the Dogs
Sinopsis Film - Beauty and the Dogs (Alaa kaf Ifrit/La belle et la meute), karya sutradara Tunisia Kaouther Ben Hania, adalah film yang mengangkat kisah nyata dengan pendekatan yang berani dan inovatif. Ditayangkan perdana di Cannes Film Festival 2017, film ini menyoroti perjuangan seorang perempuan muda menghadapi pelecehan seksual dan sistem peradilan yang gagal melindunginya. Dengan teknik one-shot yang intens dan narasi yang penuh emosi, film ini mengajak penonton merasakan setiap momen dramatis yang dialami oleh sang tokoh utama, Mariam.

Plot Awal

Film dimulai dengan Mariam (diperankan oleh Mariam Al Ferjani), seorang mahasiswa muda, yang menghadiri sebuah pesta di asrama universitas tempatnya tinggal. Pesta ini, meskipun melanggar norma sosial, tetap diadakan karena dijamin tertutup dan hanya dihadiri oleh teman-teman dekat dan kenalan. Di tengah suasana pesta, Mariam bertemu dengan Youssef (Ghanem Zrelli), seorang pemuda tampan yang segera menarik perhatian dan meraih hatinya. Mereka memutuskan untuk keluar dari pesta dan pergi ke pantai terdekat untuk menikmati malam yang tenang. Namun, kebahagiaan mereka segera berubah menjadi malapetaka.

Kejadian Malam yang Menentukan

Ketika Mariam dan Youssef menikmati waktu mereka, sebuah tragedi tak terduga terjadi. Mariam kembali ke asrama dalam keadaan syok dan tertekan. Youssef, yang mengikutinya, berusaha menenangkannya dan meminta penjelasan. Mariam akhirnya mengungkapkan bahwa ia baru saja diperkosa oleh tiga anggota polisi yang mendapati mereka di pantai. Situasi ini membuat mereka berdua harus segera mencari bantuan medis dan hukum.

Perjuangan di Rumah Sakit

Youssef membawa Mariam ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan medis. Namun, bukannya mendapatkan dukungan, mereka dihadapkan pada penolakan dan sikap tidak peduli dari petugas medis. Pakaian yang dikenakan Mariam, yang dianggap tidak pantas oleh beberapa orang, menjadi bahan penilaian dan kritik. Proses visum yang seharusnya menjadi langkah awal dalam menangani kasus ini, malah terhambat oleh berbagai birokrasi dan ketidakpedulian. Mariam dan Youssef harus berpindah dari satu bagian rumah sakit ke bagian lainnya, menghadapi rintangan demi rintangan yang memperburuk keadaan.

Masalah di Kantor Polisi

Setelah meninggalkan rumah sakit, Mariam dan Youssef menuju kantor polisi untuk membuat laporan resmi tentang pemerkosaan. Namun, mereka kembali menghadapi intimidasi dari aparat polisi. Alih-alih mendapatkan perlakuan yang adil, Mariam mengalami tekanan dan intimidasi agar ia membatalkan laporannya. Polisi tidak hanya meragukan ceritanya tetapi juga mencoba memanipulasi situasi dengan mempersoalkan pakaian dan kehadiran Mariam bersama seorang pria yang tidak dikenalnya.

Krisis Kepercayaan dan Dukungan

Situasi semakin rumit ketika Mariam tidak bisa kembali ke asramanya karena pintu asrama telah dikunci pada malam hari. Tanpa pilihan lain, Mariam harus mengandalkan Youssef untuk mendapatkan tempat berlindung sementara. Situasi ini menambah kompleksitas krisis yang dihadapinya, mengingat norma-norma sosial di Tunisia yang melarang perempuan tinggal bersama pria yang bukan mahramnya. Selama malam itu, ketegangan antara keinginan untuk mendapatkan keadilan dan kenyataan pahit yang harus dihadapi semakin meningkat.

Teknik One-Shot yang Menggugah

Salah satu elemen yang paling mencolok dari film ini adalah penggunaan teknik one-shot yang diterapkan oleh Kaouther Ben Hania. Teknik ini memungkinkan penonton untuk mengalami keseluruhan perjalanan Mariam dalam satu pengambilan gambar yang berkesinambungan. Dengan cara ini, penonton dapat merasakan intensitas emosional dan ketegangan yang dialami oleh Mariam secara langsung. Teknik ini juga menekankan ketidakberdayaan Mariam dan ketidakadilan yang dihadapinya, memberikan dampak yang mendalam pada penonton.

Kritik Sosial dan Politik

Beauty and the Dogs tidak hanya bercerita tentang satu malam yang mengerikan tetapi juga menawarkan komentar sosial dan politik yang tajam. Film ini mengeksplorasi bagaimana sistem peradilan dan masyarakat sering kali gagal dalam melindungi korban kekerasan seksual, terutama ketika pelakunya adalah anggota penegak hukum sendiri. Budaya menyalahkan korban dan gaslighting, di mana korban dipaksa untuk merasa bersalah atas tindakan yang dilakukan terhadap mereka, menjadi tema utama dalam film ini. Dengan menggambarkan ketidakpedulian aparat dan penolakan sistem, film ini menyuarakan kritik terhadap struktur sosial yang sering kali menempatkan perempuan dalam posisi yang tidak adil.

Penutup

Secara keseluruhan, Beauty and the Dogs adalah sebuah karya sinematik yang kuat dan penuh perasaan. Film ini tidak hanya menyajikan cerita yang menggugah emosi tetapi juga memicu refleksi tentang isu-isu sosial yang mendalam. Melalui teknik penceritaan yang inovatif dan narasi yang emosional, Kaouther Ben Hania berhasil menghadirkan sebuah film yang meresap ke dalam jiwa penonton dan mendorong diskusi penting mengenai keadilan, perlindungan korban, dan kesetaraan gender. Film ini adalah sebuah pengingat akan pentingnya perjuangan untuk keadilan dan hak asasi manusia, serta kesadaran akan kesulitan yang dihadapi oleh banyak orang dalam mencari keadilan.

Fauzi

Content Writer, Copywriter, Journalist

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama